Seni KB


    Menyikapi terus melemahnya gema program Keluarga Berencana (KB) di masyarakat, Kelompok Seni Peduli Keluarga Berencana (KSP-KB) Kabupaten Kulonprogo yang keberadaannya telah diakui oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga melalui penerbitan Akte Pendirian Group Kesenian No 431/483/AKTE-KT/2009 tersebut, sekarang ini terus berupaya mencari jalan keluar untuk mengantisipasinya. Hal ini dilandasi oleh pemahaman para pelaku seni bahwa program KB merupakan program sosial dasar yang sangat diperlukan untuk membangun sebuah bangsa yang maju dan mandiri dalam semua aspek kehidupannya. Apalagi hingga kini program KB   atunya program yang paling dapat  
dipertanggungjawabkan untuk dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di satu sisi dan meningkatkan kualitasnya di sisi lain, tanpa harus melanggar norma agama, adat istiadat dan etika budaya. Ini berarti, menggemakan kembali program KB agar setiap anggota masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya KB dalam arti luas, menjadi tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar bila kita menginginkan gerak pembangunan di semua sektor berjalan mulus tanpa ada hambatan yang berarti.
Demikian dikatakan oleh Ketua KSP-KB Kabupaten Kulonprogo Sudjendro dalam pernyataan tertulisnya kepada wartawan di Sekretariat KSP-KB Dusun Pengasih, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Selasa (2/3). Lebih lanjut di katakan Sudjendro, dalam upaya menggemakan kembali program KB di masyarakat, KSP-KB memiliki cara tersendiri untuk merealisasikannya. Cara yang dimaksud adalah dengan menggelar atraksi dan kreasi seni tradisional. Dengan demikian, kelompoknya sejak awal berdirinya, dimasa sekarang dan yang akan datang akan terus mengembangkan seni tradisional mulai dari wayang kulit, kethoprak, dagelan, musik campur sari, angguk, jathilan, tarian dan lain-lain untuk dioptimalkan sebagai media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan advokasi KB di masyarakat sehingga KB kembali bergema, dipedulikan dan didukung keberadaannya sebagai upaya membangun keluarga kecil bahagia sejahtera.
Menurut Sudjendro, Bupati Toyo Santoso Dipo memberi dukungan penuh atas upaya yang telah dilakukan dan program-program KSP-KB untuk menggemakan program KB melalui media seni tradisional ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Bupati Kulonprogo Nomor 237 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kelompok Seni Peduli Keluarga Berencana (KSP-KB), yang mengamanatkan para pelaku seni untuk terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang KB dalam rangka menumbuhkan kesadaran dan kepeduliannya terhadap program dimaksud. Untuk itu, kelompok seni ini selain mempunyai tugas melakukan KIE KB di masyarakat, juga berwenang untuk menetapkan kebijakan dan strategi KIE melalui media seni. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas sekaligus melaporkannya kepada bupati secara langsung. Pertimbangan dasar yang dijadikan landasan terbitnya SK tersebut adalah bahwa dalam rangka mendukung program KB sekaligus memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pemahaman mengenai KB, perlu ketersediaan sarana komunikasi informasi dan edukasi di mana salah satu media yang efektif dan efisien adalah melalui media seni tradisional.
Mengapa media seni tradisional ? Sudjendro menyatakan paling tidak ada dua alasan mendasar yang dapat dijadikan pegangan. Pertama, media seni tradisional hingga sekarang masih menjadi media hiburan menarik bagi seluruh lapisan masyarakat di Kulonprogo, tanpa memandang usia, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan di mana mereka tinggal. Terbukti, setiap ada tontonan wayang, jathilan, kethoprak atau angguk di mana pun di seluruh pelosok Kulonprogo tidak pernah sepi dari penonton. Sama halnya saat ada pentas campursari, dagelan dan sejenisnya. Anak-anak dan remaja bahkan warga yang sudah uzur pun, rela berjubel untuk menonton karena ini dianggap sebagai hiburan yang menyegarkan dan tidak membosankan. Apalagi mereka tidak harus keluar uang untuk mendapatkan tontonan penghilang rasa penat itu.
Kedua, media seni tradisional merupakan media yang memberi peluang sangat besar untuk dapat dimasuki pesan-pesan yang bersifat informatif dan edukatif termasuk pesan-pesan tentang KB. Hal ini dapat dimengerti karena media seni tradisional sarat dengan komunikasi baik verbal maupun non verbal. Dalam kesenian wayang kulit misalnya, sang dalang akan dapat berbicara banyak tentang tuntunan dan refleksi kehidupan manusia. Pada saat limbukan, pesan-pesan tuntunan kehidupan yang baik termasuk pentingnya ber-KB bagi seluruh anggota keluarga dapat disampaikan secara lebih luwes dan mengena melalui dialog interaktif dengan penonton. Pesan-pesan KB ini dengan mudah juga dapat dimasukkan dalam kesenian kethoprak, dagelan atau campur sari karena pesan-pesan tersebut dapat disisipkan lewat lakon yang diambil, dialog antar pemain atau lewat gubahan lagu. Walaupun kita juga tidak memungkiri bahwa kesenian jathilan, angguk atau tarian tradisional yang lebih banyak mengekspresikan seni melalui gerakan anggota tubuh juga tetap berpeluang untuk disisipi pesan-pesan KB yang menarik perhatian penonton.
“Sungguh beruntung, Kulonprogo banyak memiliki seniman beken yang kepeduliannya terhadap program KB tidak perlu diragukan lagi. Paling tidak, dalam seni pedalangan kita memiliki Anom Sucondro, dalam seni dagelan kita memiliki Sujendro, Suryono dan H. Amat Riyanto, dalam seni kethoprak kita memiliki Murdopo, Sukidal dan Haryadi, dalam seni angguk kita memiliki Hari Wuryani dan Sri Wuryanti, dalam seni campur sari kita memiliki Mbak Ndari, Mbak Mamik dan Mbak Ira. Ini belum termasuk mereka yang bergelut dalam seni tari, seni karawitan, seni rias, elektone, dan sebagainya yang jumlahnya tidak hanya dalam hitungan jari tetapi mencapai puluhan. Kulonprogo juga memiliki pencipta lagu dan aransemen musik yang namanya sudah beken baik di tingkat lokal maupun nasional yakni Bapak Budi Jolong yang beberapa waktu lalu telah menciptakan lagu “Mas Gundul Melu KB” dengan dukungan pembiayaan dari BKKBN Provinsi DIY,” katanya.
Sementara itu Koordinator Seksi Humas KSP-KB Kabupaten Kulonprogo Drs. Mardiya menyatakan, bila dirunut ke belakang, sebelum terbitnya SK Bupati terkait dengan pengukuhan KSP-KB ini, sudah banyak aktivitas yang dilakukan para pelaku seni semenjak kepengurusannya terbentuk pada hari Rabu, 5 Agustus 2009 lalu di ruang pertemuan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo, Jalan Sugiman-Watulunyu Wates tersebut. Beberapa aktivitas yang layak kita ketahui antara lain siaran radio setiap hari Selasa pukul 13.00 – 14.00 WIB yang mengangkat tema KB sebagai bahasan pokok yang sebelumnya siaran dilakukan setiap hari Rabu pukul 09.00 – 10.00 WIB di Radio Suara Pasar. Kemudian pementasan musik campur sari dan dagelan KB pada event-event tertentu, misalnya pada saat acara monitoring dan evaluasi kegiatan TMKK-KB-Kes, Rakerda KB, peringatan Harganas XVI Tahun 2009 dan sebagainya. Para pelaku seni juga telah beberapa kali melakukan pentas limbukan KB pada pagelaran wayang kulit di wilayah kecamatan Girimulyo, di mana kegiatannya selalu didokumentasikan dalam bentuk Compack Disk (CD) sehingga siapapun dapat memutar kembali atraksi yang dilakukan kelompok seni ini.
Selanjutnya pasca terbitnya SK Bupati, pada hari Minggu malam, 11 Oktober 2009 tepatnya pada malam penutupan Manunggal Fair Tahun 2009, kelompok seni yang peduli terhadap program KB ini telah tampil menghibur masyarakat dalam bentuk pementasan seni campur sari dan dagelan KB yang dikemas dalam lakon “Pronocitro – Roro Mendut”. Setelah itu, pada tanggal 21 November 2009 masih ada acara limbukan KB di Dusun Pringtali Desa Jatimulyo yang dihadiri Wakil Bupati Kulonprogo Drs. Mulyono. Kemudian pada hari Sabtu, 26 Desember 2009 juga menggelar Kethoprak KB di Balai Desa Sidomulyo Kecamatan Pengasih yang juga dihadiri Bapak Wakil Bupati. Akhirnya pada hari Jumat 5 Februari 2010 menggelar “mocopatan” di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo yang dihadiri oleh Bupati H. Toyo Santoso Dipo dan para pejabat teras lainnya. Belakangan, KSP-KB telah mengembangkan kreasi seninya lewat radio “Binangun” di Dusun Klampis Pengasih di antaranya dalam bentuk “Dagelan KB” setiap malam Selasa pukul 21.00 – 22.00 WIB. Kemudian “Nyamleng Sari” setiap malam Rabu pukul 21.00 – 24.00 WIB dan “Petruk Ngaji” setiap malam Minggu pukul 19.00 – 20.00 WIB.
Di tahun 2010, selain berbagai aktivitas yang rutin dilaksanakan, KSP-KB berencana membuat Lagu dan DVD “Rabine Diundur Wae” dalam rangka kampannye Pendewasaan Usia Perkawinan. Lagu ini diharapkan menjadi pelengkap lagu “Mas Gundul Melu KB” yang telah dibuat pada tahun 2009. Pemain yang terlibat selain dari artis kelompok seni, juga dari anak-anak peserta PIK-KRR dan Saka Kencana serta Penyuluh KB. Selain itu melakukan dialog seni bersama Tokoh Masyarakat/Agama dan Organisasi Profesi/LSM. Biaya. Juga melakukan Pawai Seni mendukung Hari Jadi Kulon Progo, yang melibatkan seluruh anggota. Dalam pawai akan ditampilkan berbagai atraksi seni seperti tarian, lagu campursari, dagelan, dll. Sementara itu, dalam rangka mendukung Puncak Harganas XVII Tahun 2010 Provinsi DIY yang kebetulan akan di Pusatkan di Kabupaten Kulon Progo, KSP-KB akan menampilkan atraksi seni antara lain: seni tari, lagu campur sari, dagelan KB, dll.
Menurut Mardiya, cara ini memang kelihatan tak biasa, karena semua atraksi dan kreasi seni KSP-KB selalu dikaitkan dengan program KB. Tapi itulah jalan yang telah ditempuh oleh pelaku seni di Kulonprogo yang tergabung dalam KSP-KB Kabupaten Kulonprogo ini. Mereka telah berketetapan untuk membantu program pemerintah di bidang KB melalui cara mereka sendiri atas dasar kesadaran dan kepeduliannya terhadap masalah penduduk dan kesejahteraan keluarga.
Mungkin ada satu pertanyaan yang menggelayut dalam benak kita, dari manakah mereka memperoleh dana untuk membiayai semuanya itu, sementara kita tahu bahwa dukungan kegiatan dari APBD maupun APBN sekarang ini sangat minim? Ditadaskan oleh Mardiya, itulah hebatnya KSP-KB Kulonprogo. Mereka tidak tergantung pada anggaran pemerintah. Dengan kreatif, anggota kelompok KSP-KB melakukan pendekatan pada para pengusaha, pihak perbankan, para pejabat pemeritah, anggota legislatif dan lain-lain untuk dapat memberi dukungan awal sebelum kelompok ini bisa mandiri. Kelompok KSP-KB juga memproduksi dan menjual paket-paket seni pada masyarakat atau keluarga yang punya gawe (hajatan), mulai dari acara merti desa/dusun, pesta perkawinan, supitan, syukuran, syawalan, dan pertemuan lainnya di mana di dalamnya telah dicantumkan harga-harga standar mulai dari paket ekonomi/sederhana, umum/standar atau spesial/khusus. Pengajuan proposal ke berbagai instansi seperti BKKBN Pusat, dan perusahaan-perusahaan besar mulai dirintis dengan tetap berpegang norma-norma yang telah disepakati kelompok.
Di tingkat lokal, KSP-KB selain akan terus bermitra dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM), dan BKKBN Provinsi DIY, juga akan terus merapat dengan Badan PMPDP dan KB Kabupaten Kulonprogo di bawah pimpinan Drs. Krissutanto maupun dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang saat ini dibawah kendali Drs.Bambang Pidegso, MSi. Selanjutnya, sebagai institusi yang konsern terhadap pembangunan keluarga kecil bahagia sejahtera, kelompok seni ini akan terus berupaya menarik perhatian publik dengan terus mempergencar pemberitaan aktivitas yang dilakukan melalui media cetak maupun elektronik termasuk internet, sehingga persepsi dan apresiasi masyarakat Kulonprogo terhadap KB semakin baik.
Mendasarkan pengalaman selama ini, Mardiya berkeyakinan semua program KSP-KB akan dapat berjalan baik. Terbukti, banyak pengusaha dan pejabat yang memberi perhatian lebih terhadap kelompok seni ini. Begitu pula pihak perbankan, anggota legislatif dan masyarakat pada umumnya. Sekarang tinggal bagaimana kelompok ini mampu memanej agar dapat tetap eksis dan berkembang secara mandiri di kemudian hari. Apalagi nafas yang dihembuskan sejak awal dari kelompok seni ini adalah kemandirian. Artinya, kelompok mampu memberi sumbangsih yang cukup berarti dalam menggemakan program KB di Kulonprogo, tetapi keberadaan kelompok ini tidak menjadi beban pemerintah dan masyarakat dari sisi pendanaan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita memberi apresiasi positif pada mereka dan kelompok seni yang dibentuk, karena nyata-nyata telah mampu berbuat sesuatu yang berguna bagi pengembangan program KB di Kulonprogo sebagai bagian dari upaya mewujudkan ”Kulonprogo Go International”. Sebuah obsesi besar yang tidak cukup hanya disemangati, tetapi harus menjadi inspirasi untuk berbuat sesuatu dengan keteguhan hati.
SumberBerita: Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BPMPDP dan KB Kulonprogo, DIY.
HP. 081328819945.

Entri yang Diunggulkan

Coboy Junior. Jelmaan Dari Boyband Coboy

Memang sangat fenomenal sekali Coboy Junior ini. dalam waktu singkat namanya melejit di kancah musik Indonesia dan terus dielu elukan p...

Queen Resort Parangtritis Parangtritis Parangtritis Queen Resort Parangtritis Queen Resort Parangtritis Queen Resort Parangtritis