Home » » PANDUAN MENJEMPUT LAILATUL QODR

PANDUAN MENJEMPUT LAILATUL QODR

Written By ASPeMusik on 1.9.10 | 00.19



Lailatul Qadr, malam seribu bulan itu, menurut petunjuk Rasulullah, terjadi disalah satu malam diantara sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan. Nah, disana ada beberapa pendapat yang 'mencoba' menebak malam istimewa tersebut. Sebagai penambah wawasan, simak yuk!

Pendapat-pendapat yang mengatakan Lailatul Qadr terjadi di luar sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan.

- Terjadi dimalam pertama bulan Ramadlan. Ini pendapat Ibn Abi Razin.
- Terjadi di setiap bulan. Ini salah satu pendapat Sy Ibn Mas'ud.
- Terjadi dimalam 17 Ramadlan. Pendapat ini dikemukakan oleh Sy Ibn Mas'ud, Sy Zaid ibn Arqam dan Sy Utsman ibn Abil Ash.
- Terjadi dimalam 19 Ramadlan. Pendapat ini dikemukakan oleh Sy Mas'ud dan Sy Ali.

Pendapat-pendapat kuat (Lailatul Qadr terjadi di salah satu malam dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan)

- Malam 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadlan. Pendapat yang dikemukakan oleh Sy Ubadah ibn Shamit.
- Malam 21 Ramadlan. Pendapat yang dikemukakan oleh Abu Said al Khudri.

- Malam 23 Ramadlan. Dikemukakan oleh Sy Abdullah ibn Unais.
- Malam 24 Ramadlan. Dikemukakan oleh Sy Abu Said Al Khudri, Sy Ibn Abbas, Sy Jabir dan Qatadah.
- Malam 25 Ramadlan. Dikemukakan oleh Sy Ibn Abbas.
- Malam 27 Ramadlan. Dikemukakan oleh Muawiyyah, Sy Ibn Umar dan Sy Ibn Abbas. Juga hasil ijtihad Sy Abu Said Alkhudri, yang berdasarkan atas: Kalimat "hiya" dalam surat Al Qadr, yang merujuk pada kata Lailatul Qadr, jatuh diurutan kalimat ke-27. Catatan: Pendapat ini dipilih oleh mayoritas masyarakat Indonesia, dan merupakan pendapat paling masyhur disemua negeri Islam.
- Antara malam 27 atau 29 Ramadlan. Dikemukakan oleh Sy Abu Hurairah.
- Malam 29 Ramadlan. Dikemukakan oleh Sy Ubadah ibn Shamit.

Pendapat yang saya ikuti.

Hei.. Jangan salah sangka! Tulisan diatas bukan berarti saya tak menghormati pendapat yang dikemukakan beberapa shahabat besar diatas. Tapi, disana ada pendapat terakhir, yang saya merasa mantap, dan saya memilihnya. Brader dan Sista tetap bisa memilih salah satu diantara beberapa pendapat yang ada -termasuk pendapat yang saya ikuti!

Pendapat terakhir ini berupa analisa yang berjalan diatas logika dan dalil. Kunci analisa ini adalah:

Satu: Perkataan Rasulullah, bahwa Lailatul Qadr terjadi di salah satu hari dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan.
Dua: Rasulullah yang beri'tikaf selama sepuluh hari non-stop.
Tiga: Akhir Ramadlan yang tak bisa ditebak kecuali dengan menggunakan sistem Rukyah, yang artinya: belum bisa ditentukan, apakah Ramadlan berjumlah 29 hari atau 30 hari.

Analisis:
Karena kita tak mengetahui Ramadlan berjumlah 29 atau 30 hari, maka "malam ganjil" yang disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits beliau, adalah sebuah 'simbol' saja. Dengan arti: jika Ramadlan memang berjumlah 30 hari, maka 'malam ganjil' tersebut jatuh diantara malam 21, 23, 25, 27 atau 29. Disalah satu malam tersebut, terjadilah Lailatul Qadr.

Tapi, jika Ramadlan berjumlah 29 hari, maka malam ganjil terjadinya Lailatul Qadr yang dimaksudkan dalam hadits adalah: malam 22, 24, 26 atau 28!

Tentu saja pendapat ini berdasar pada pertanyaan logis: Kenapa Rasulullah beri'tikaf sepuluh hari non-stop? Jawabannya: Ya, karena masih belum diketahui, Ramadlan berjumlah 29 atau 30 hari!

Karena jika memang malam ganjil yang dimaksud oleh Rasulullah hanya malam 21, 23, 25, 27 atau 29 saja, Rasulullah tak akan beri'tikaf dimalam genap (22, 24, 26 dan 28) untuk mencari Lailatul Qadr!

Masuk akal, bukan?

Lalu, kenapa Rasulullah beri'tikaf siang malam?

Karena Lailatul Qadr hanya turun dimalam hari saja.

Hah? Maksudnya?

Ya, Lailatul Qadr hanya turun dimalam hari disalah satu belahan bumi. Jika Lailatul Qadr terjadi di Indonesia, maka saat itu di Afrika masih siang hari, bukan? Padahal, keistimewaan Lailatul Qadr akan diperoleh oleh seluruh ummat Islam. Kalau kita 'memaksa' Lailatul Qadr hanya turun di Indonesia, bagaimana dengan muslimin Afrika waktu itu? Apa mereka tak mendapat keutamaan malam seribu bulan?

Dengan penggambaran kecil ini, bisa diartikan: jika Lailatul Qadr turun di Indonesia, maka warga Afrika pun akan tetap mendapatkan keutamaan Lailatul Qadr -meski mereka masih kepanasan disiang hari!

Karena itulah, Rasulullah mengajarkan kita untuk beri'tikaf selama sepuluh hari, non-stop siang malam di masjid, agar salah satu hari kita, siang ataupun malam, ganjil atau genap, akan bertepatan dengan Lailatul Qadr, dimanapun Lailatul Qadr itu terjadi!

Nah, bisa difahami, kan?

Oh, iya, pendapat ini dikemukakan oleh Assyaikh Assya'rawi -rahimahullah-

Wallahu a'lam.. :D


(( Makkah, Ramadlan 21, 1431 H ));

Ditulis:Asheeq Mustafa

0 komentar :

Posting Komentar

Terimakasih silaturahminya,Ingsyaalloh kami balik mengunjungi

Entri yang Diunggulkan

Coboy Junior. Jelmaan Dari Boyband Coboy

Memang sangat fenomenal sekali Coboy Junior ini. dalam waktu singkat namanya melejit di kancah musik Indonesia dan terus dielu elukan p...

Queen Resort Parangtritis Parangtritis Parangtritis Queen Resort Parangtritis Queen Resort Parangtritis Queen Resort Parangtritis